BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat
ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan
dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan
teratur, serta memungkinkan . Seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama
dari gagasan- gagasan tambahan.
Sebuah kerangka karangan tidak boleh diperlakukan sebagai suatu pedoman
yang kaku, tetapi selaiu dapat mengalami perubahan dan perbaikan untuk mencapai
suatu bentuk yang semakin lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk
catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail, dan digarap
dengan sangat cermat.
- Rumusan Masalah
- Apa pengertian kerangka karangan?
- Apa saja bentuk dari kerangka karangan?
- Bagaimana pola susunan kerangka karangan.?
- Apa saja yang termasukjenis karangan?
- Bagaimana langkah-langkah menulis kerangka karangan?
- Apa saja syarat dan fungsi kerangka karangan?
- Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui langkah-langkah menyusun kerangka karangan.
- Untuk mengetahui syarat penulisan kerangka karangan yang baik.
- Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam
mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana
metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari
internet.
BAB 2
PEMBAHASAN
- Pengertian Kerangka KaranganKarangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar
dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan
dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari
topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting,
terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung
dalam melanjutkan tulisannya.
- Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan
- Kerangka Kalimat menggunakan kalimat deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik maupun sub-sub topik.Contoh:
- Pendahuluan
- Latar belakang membahas kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran yang menimbulkan masalah.
- Masalah merumuskan pertanyaan yang hendak dibahas.
- Tujuan berisi upaya yang hendak dicapai.
- Pembatasan masalah mrinci ruang lingkup pembahasan konsep, tempat penelitian dan waktu penelitian.
- Metode pembahasan menguraikan cara menganalisis.
- Deskripsi teori berisi karian teoretik variabel pertama dan kedua.
- Deskripsi variabel pertama, teori x berisi definisi dan deskripsi singkat.
- Deskripsi variabel kedua, teori y berisi definisi dan deskripsi singkat.
- Metode Penelitian membahas cara meneliti, cara mengumpulkan data, dan cara menganalisi sampai mendapatkan hasil analisis data.
- Deskripsi data menggambarkan data, menganalisis data, dan hasil analisis.
- Kesimpulan menafsirkan hasil analisis, dan menyampaikan saran atau rekomendasi.
- Kerangka topik berisi topik dan sub-subtopik yang berupa frasa, bukan kalimat lengkap.
- Pola Susunan Kerangka Karangan
- Kerangka kasar menuju kerangka sempurna. Setelah diperoleh kerangka kasar, penulis memikirkan rincian setiap bab kasar menjadi sebuah kerangka yang lebih terinci. Kerangka karangan dapat dirinci menjadi kerangka topik sempurna dengan menambahkan detail pada masing-masing subtopik.
- Kerangka sistem lekuk dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab.
- Kerangka sistem lekuk dengan angka desimal.
- Kerangka sistem lurus dengan angka romawi dan desimal.
- Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka karangan pemelitian kualitatif.
- Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif, untuk penulisan makalah.
Menyusun kerangka berarti merinci topik berdasarkan
kalimat tesis ke dalam subtopik, merinci subtopik menjadi unsur-unsur subtopik
yang lebih kecil. Untuk menyusun kerangka karangan, perhatikan proses berikut
ini:
- Merumuskan topik menjadi rumusan masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
- Menyusun rincian kalimat tesis menjadi kerangka kasar/ragangan yang terdiri pendahulan dan bahasan utama, masing-masing disertai judul bab,
- Merinci kerangka kasar (ragangan) menjadi kerangka sempurna dengan merinci bab menjadi subab, dan merinci subab menjadi sub-subjudul yang lebih kecil, serta tambahan unsur pembuka dan unsur penutup.
- Macam-Macam Kerangka Karangan
- Makalah
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan
perkuliahan atau tema dalam suatu seminar, simposium, kongrs, atau seminar
lokakarya. Sistematika makalah: jdul, abstrak, pendahuluan, pembahasan isi,
kesimpulan, dan daftar pustaka.
- Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam ilmu
bidang tertentu yang diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan
bidang kajian ilmu tersebut. Sistmatika artikel junal: judul, nama penulis,
abstrak, pendahuluan, bagian inti, penutup atau kesimpulan, daftar pustaka.
- ProposalProposal adalah karangan ilmiah yang berisi rancangan kerja.
- Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan
Suatu kerangka karangan yang baik tidak sekali dibuat. Penulis selalu akan
berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama, sehingga bisa diperoleh bentuk
yang lebih baik, demikian seterusnya. Untuk itu dapatdikemukakan beberapa
langkah yang perlu diikuti, terutama bagi mereka yang baru mulai manulis.
Langkah-langkah ini tidak mutiak harus diikuti oleh penulis-penulis yang
sudah mahir. Seorang penulis yang sudah biasa dengan tulisan-tulisan yang
kompleks, akan dengan mudah menyusun suatu kerangka karangan yang baik. Namun
sebelum seorang penulis baru mahir menyusun sebuah karangan ia memerlukan
beberaoa tuntunan.
Langkah-langkah sebagai tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah sebagai tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
- Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
- Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
- Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Pertama: Apakah.
semua topik yang tercatat mempunyai pertalian (relevansi) langsung dengan tesis
atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama sekali tidak ada hubungan maka
topik tersebut dicoret dari daftar di atas.
Kedua : Semua topik
yang masih dipertahankan ke- mudian dievaluasi lebih lanjut. Apakah ada
dua topik atau lebih yang se- benarnya merupakan hal yang sama, hanya
dirumuskan dengan cara yang berlainan. Bila ternyata terdapat kasus yang
semacam itu, maka harus diadakan perumusan bam yang mencakup semua topik tadi.
Ketiga : Evaluasi
lebih lanjut ditujukan kepada persoalan: apakah semua topik itu sama
derajatnya, atau ada topik yang sebenamya merupakan bawah- an atau perincian
dari topik yang lain. Bila ada masukkanlah topik bawahan itu ke dalam topik
yang dianggap lebih tinggi kedudukannya. Bila topik bawahan itu hanya ada satu
usahakan dilengkapi dengan topik-topik bawahan yang lain.
Keempat : Ada
kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tetapi
lebih rendah dari topik-topik yang lain. Bila terdapat hal yang demikian, maka
usahakanlah untuk mencari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi
topik-topik tadi.
- Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan beruiang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
- Sesudah semuanya siap masih bams dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas.
- Dengan pola susunan tersebut semua perincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.
- Syarat-Syarat Kerangka Karangan yang BaikUntuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan kriteria berikut:
- Menggunakan bentuk kerangka standar,
- Menggunakan inden atau lurus secara konsisten, dan tidak mengkombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka karangan,
- Menggunakan penomoran secara konsisten (angka desimal; angka romawi; kombinasi angka romawi, huruf, dan angka arab),
- Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
- Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,
- Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten,
- Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten,
- Penomoran tidak melebihi empat angka (digit), dan
- Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.
- Fungsi dan Peran Keragka Karangan
- Memudahkan pengendalian variabel,
- Memprlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan, dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulias menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan,
- Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
- Memudahkan penulis menyusun kerangka karangan secara menyeluruh,
- Mencegah ketidaklengkapan bahasan,
- Mencegah pengulanagan ide,
- Memperlihatkan kekurangan atau kelebihan materi pembahasan.
- Mengembangkan Kerangka KaranganProses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak kita tulis, jika benar-benar memahami materi yang baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembanganya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus di susun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang di tentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
BAB III
PENUTUP
- KesimpulanKerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, susunan penulisan yang bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, logis, jelas, dan bersasaran dari target pembacanya. kerangka karangan juga memudahkan kita dalam pembuatan karangan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Hs,
Widjono. 2007. BAHASA INDOONESIA : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta:Grasindo (https://books.google.co.id/books?id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA253&lpg=PA253&dq=Bentuk+-+bentuk+kerangka+karangan&source=bl&ots=KmOQq1tbyW&sig=XSOnNOz9zSHUbgjQ8ZLF0nLoPew&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Bentuk%20-%20bentuk%20kerangka%20karangan&f=true)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar