Senin, 21 September 2015

Tugas Agama Al



       Akhlak secara bahasa berasal dari kata “khalaqa”(huluqum) berarti perangai ,tabiat, adat ,atau juga “khalqun” yang berarti kejadian ,buatan , atau ciptaan. Jadi  secara etimologi ,akhlak itu  searti dengan budi pekerti,watak ,tabiat,atau system perilaku.
       Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk bergantung pada tata nilai yang di pakai sebagai landasan utamanya,meskipun secara  sosiologis di Indonesia kata “akhlak” sudah mengandung konotasi  baik .Jadi “orang yang berakhlak “, berarti orang yang berperilaku positif” .
       Dalam surat AL- Qalam (68) ,ayat 4, dijelaskan :
             Wa in-naka la ‘alaa khuluqin ‘ azhiim
“ Dan sesungguhnya kamu (Muhammad S A W)benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
      Selain itu  surat Asy-Syuaraa’(26),ayat 137  menyatakan yang artinya.
(agama kami)ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu”.
    Akhlak atau system perilaku ini terjadi melalui suatu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya budi pekerti itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu seharusnya disusun oleh manusia dalam system idenya.Sedang system ide ini lahir karena adanya dari hasil proses penjabaran dari kaidah –kaidah yang di hayati dan di rumuskan sebelumnya .
a.       Perbandingan antara akhlak dan etika

   Etika bersal dari bahasa Yunani “ethos” berarti watak atau adat dan asal kata moral yang sama  artinya  dengan kata etika  dari bahasa latin  mos jamaknya adalah mores  yang berarti juga adat dan cara hidup. Disini dapat di lihat ,bahwa kedua perkataan tersebut  itu etik dan moral  menunjukan cara berbuat  yang menjadi adat  karena persetujuan atau praktik sekelompok manusia .Jadi etik dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaiannya ada  sedikit perbedaan  .Moral dan moralitas dipakai  untuk perbuatan yang dinilai ,sedangkan  etik di pakai untuk pengkajian  system nilai atau kode Orang menyebut “ perbuatan yang bermoral/ tidak bermoral “  atau orang mengatakan “ system nilai –nilai ,norma –norma etik “ atau “ kode etik”.
 Oleh karena itu , dalam masyarakat yang menggunakan system etika ini pada waktu tertentu akan membenarkan pelaksanaan nilai tata cara hidup tertentu dan pada waktu serta tempat yang lain yangtidak menerimanya .Umpamanya hidup bersama masyarakat bebas ‘’  seperti di dunia barat (permissive society) ,yang menurut tata nilai akhlaqul karimah tidak bisa di benarkan .Jelas tampak kepada kita , bahwa system etika dapat bersifat bebas nilai dan ( value free) khususnya nilai sacral dan oleh karena itu  system etika seperti ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan hablum minallah. Ukuran baik dan buruknya dalam system etika ini sangat subjektif dan bergantung pada pengaruh yang kuat  dari para pemikir yang beragam.

         Secara  etimologis ,kata akhlak (Ar .akhlak) yang berasal dari bahasa Arab khuluq , berarti : perbuatan atau tingkah laku . Kata khuluq berkonotasi dengan khaliq (pencipta) dan makhluk yang di ciptakan , sehingga tuntutan berakhlak harus  didasarkan pada norma Khaliq serta kepentingan makhluk.
           
          Dalam arti teknis akhlak sama dengan etika (Yun ,etos) .atau moral ( Yun mores ) ,seperti ungkapan akhlak Islam adalah sama dengan Etika Islam atau moral Islam  .Memang akhlak (etika) Islam berbeda dengan akhlak (etika) non Islam , karena akhlak Islam adalah produk dari keyakinan Muslim atas kemahaesaan Allah dengan segala konsequensinya ,yaitu Tauhid .
          Baik Ibn Maskawaih dalam kitabnya Tahdzib al- Akhlak wa Tathhir al – A’raq” maupun AL-Ghazali  dalam kitabnya “ Ihya ‘ Ulum al- Din’’ menyatakan bahwa akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan  suatu perbuatan spontan ,tanpa pemikiran , atau paksaan .Dengan kata lain ,akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk.
      
          Hakekat akhlak yang berdasarkan tauhid atau akhlaq al- karimah ialah perbuatan baik (ihsan), yang di mana pun seseorang berada sebagaimana yang di formulasikan Nabi S A W :


          “ Berbuat baik berarti engkau patuh kepada Allah seakan –akan engkau melihat-Nya . Jika engkau merasa tidak melihat-Nya , tetapi  sesungguhnya Allah senantiasa melihat engkau”.


         Bagi yang imannya kuat , berbuat baik(ihsan ) itu merupakan (kepribadian)-nya ,yang tidak dapat diganggu gugat sebagaimana pernyataan Nabi S A W:


         “seseorang tidak akan berbuat zina , walaupun ia punya kesempatan untuk melakukannya selama ia beriman “.

         Dengan demikian , akhlak itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai yang baik ,yang harusnya berlaku dalam kehidupan masyarakat, dan norma – norma atau nilai- nilai  yang buruk seharusnya tidak berlaku di kehidupan masyarakat.Di dalam Alquran ,istilah apa yang baik  disebut ma’ruf atau ma’rufat , dan istilah apa yang buruk disebut dengan “ mungkar” atau “munkarat” . Pemakaian istilah  ma’ruf atau ma’rufat  untuk yang baik ,dan “munkar” atau “munkarat” untuk  yang buruk dalam Alquran , mempunyai arti bahwa yang baik sebenarnya telah di kenal sejak kehadirannya dalam kehidupan ini , sedangkan sesuatu yang buruk sejak kehadirannya merupakan sesuatu yang di benci dan ditolak oleh masyarakat.
         Nilai- nilai akhlak ini ada dan akan tetap ada , selama  manusia ingin hidup  dalam kerentraman dan kedamaian .


b.      Penerapan akhlak

Yang dimaksud dengan penerapan akhlak ialah pelaksanaan dari nilai Akhlaqul karimah . Untuk menjadi seorang muhsin.

c.       Sikap dan tingkah laku (Akhlaqul karimah)

   Tingkah laku atau akhlak seseorang adalah perilaku yang dimanifestasikan  kedalam perbuatan .Bisa saja  sikap seseorang  tidak digambarkan dalam perbuatan atau tercermin dalam perilakunya sehari – harinya . Jadi ada kontradiksi  antara sikap dan tingkah laku .Oleh karena itu , meskipun secara teoritis  hal tersebut terjadi , tetapi di pandang dari sudut Islam tidak boleh atau kalaupun terjadi termasuk iman yang lemah . Untuk memberikan dorongan bagi kita melatih Akhlaqul Karimah ini , disampaikan contoh –contoh sebagai berikut


1)      Akhlak yang berhubungan dengan Allah
2)      Akhlak  terhadap diri sendiri
3)      Akhlak terhadap keluarga
4)      Akhlak terhadap masyarakat
5)      Akhlak terhadap alam

HUBUNGAN AKHLAK DENGAN IMAN DAN IHSAN

Iman menjadi dasar untuk berperilaku bagi setiap muslim . Dengan iman , muslim merasakan adanya zat Yang Maha  Mengetahui , yang  tidak hanya  menghindarkan orang dari berbuat jahat  tetapi juga memberikan motivasi  untuk berbuat baik.Keadaan ini menunjukan bahwa untuk mengetahui tingkatan iman harus dilihat dari sikap jiwa dan aktivitas manusia dalam berbuat (akhlak).Nabi menggambarkannya sebagai berikut.

Kaum mukmin yang paling sempurna keimannanya ialah yang paling baik akhlaknya ,dan yang paling baik diantara kalian yaitu yang paling baik terhadap keluarganya ( anak dan istrinya ) (H.R.Turmudzi) .

1)      Derajat Akhlak dan tanda- tanda keimanan serta keihsanan

Tingkat iman menunjukan perilaku mukmin indikatornya antara lain cinta terhadap perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk, seperti suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan .
Sikap jiwa tidak selalu mencerminkan yang sebenarnya .Ada orang yang beriman tetapi tidak beramal (fasik) dan ada orang yang beramal tetapi tidak didasari oleh iman (munafik) .Bahkan secara tegas orang munafik dinyatakan oleh Rasul sebagai ; apabila berbicara dia berdusta ,jika berjanji tidak di penuhi ,dan jika  di amanati ( diberi tanggung jawab ) berkhianat .

AKHLAK DALAM PENGERTIAN KHUSUS

Akhlak dalam pengertian khusus yaitu sejumlah kemampuan (kompetensi) yang dapat diperoleh dari sikap dan perilaku ,antara lain ;

1)      Cinta kepada Allah dan Rasul
2)      Sikap malu 
3)      Sikap sabar
4)      Takabur (sombong),Dengki dan Hasad.
TASAMUH
Tasamuh artinya toleransi .Toleransi yang dimaksud dalam agama Islam ialah toleransi social kemasyarakatan bukan toleransi di bidang ‘ akidah keimanan .
 Dalam bidang ‘akidah , kaum muslim percaya, bahwa  Islam satu- satunya agama Allah yang benar .Dalam surah Ali Imran (3):19 dan ;85, Allah menjelaskan dengan tegas ;
“Sungguh agama ( yang diridhoi) Allah hanyalah Islam .Tiada berselisih orang- orang yang telah diberi Al- kitab  kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian ( yang ada ) di antara mereka . Barang siapa kafir terhaadap ayat- ayat Allah , maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya (19).Siapa mencari agama selain agama Islam , maka sekali- kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang- orang yang rugi”.(85).
  Sikap sinkritisme dalam agama , yang menganggap bahwa semua agama adalah benar tidak sesuai dengan keimanan umat muslim dan tidak relevan dengan pemikiran yang logis, meskipun dalam pergaulan kemasyarakatan Islam sangat menekankan prinsip toleransi tersebut.
  Setiap muslim diperintahkan untuk bersikap toleransi terhadap orang lain yang berbeda agama atau berbeda pendapat dan juga pendirian .

   

                            
 

              
        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar