Akhlak secara bahasa berasal dari kata “khalaqa”(huluqum) berarti perangai
,tabiat, adat ,atau juga “khalqun” yang berarti kejadian ,buatan , atau
ciptaan. Jadi secara etimologi ,akhlak
itu searti dengan budi pekerti,watak ,tabiat,atau
system perilaku.
Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau
buruk bergantung pada tata nilai yang di pakai sebagai landasan
utamanya,meskipun secara sosiologis di
Indonesia kata “akhlak” sudah mengandung konotasi baik .Jadi “orang yang berakhlak “, berarti orang
yang berperilaku positif” .
Dalam surat AL- Qalam (68) ,ayat 4,
dijelaskan :
Wa in-naka la ‘alaa khuluqin ‘ azhiim
“ Dan
sesungguhnya kamu (Muhammad S A W)benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Selain itu surat Asy-Syuaraa’(26),ayat 137 menyatakan yang artinya.
“(agama kami)ini tidak lain hanyalah adat
kebiasaan orang dahulu”.
Akhlak atau
system perilaku ini terjadi melalui suatu konsep atau seperangkat pengertian
tentang apa dan bagaimana sebaiknya budi pekerti itu harus terwujud. Konsep
atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu
seharusnya disusun oleh manusia dalam system idenya.Sedang system ide ini lahir
karena adanya dari hasil proses penjabaran dari kaidah –kaidah yang di hayati dan
di rumuskan sebelumnya .
a. Perbandingan
antara akhlak dan etika
Etika bersal dari bahasa Yunani “ethos”
berarti watak atau adat dan asal kata moral yang sama artinya
dengan kata etika dari bahasa
latin mos jamaknya adalah mores yang berarti juga adat dan cara hidup. Disini
dapat di lihat ,bahwa kedua perkataan tersebut itu etik dan moral menunjukan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan atau praktik sekelompok
manusia .Jadi etik dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaiannya ada sedikit perbedaan .Moral dan moralitas dipakai untuk perbuatan yang dinilai ,sedangkan etik di pakai untuk pengkajian system nilai atau kode Orang menyebut “
perbuatan yang bermoral/ tidak bermoral “
atau orang mengatakan “ system nilai –nilai ,norma –norma etik “ atau “
kode etik”.
Oleh karena itu , dalam masyarakat yang
menggunakan system etika ini pada waktu tertentu akan membenarkan pelaksanaan
nilai tata cara hidup tertentu dan pada waktu serta tempat yang lain yangtidak
menerimanya .Umpamanya hidup bersama masyarakat bebas ‘’ seperti di dunia barat (permissive society) ,yang menurut tata nilai akhlaqul karimah
tidak bisa di benarkan .Jelas tampak kepada kita , bahwa system etika dapat
bersifat bebas nilai dan ( value free) khususnya nilai sacral dan oleh karena
itu system etika seperti ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan hablum
minallah. Ukuran baik dan buruknya dalam
system etika ini sangat subjektif dan bergantung pada pengaruh yang kuat dari para pemikir yang beragam.
Secara etimologis ,kata akhlak (Ar .akhlak) yang berasal dari bahasa
Arab khuluq , berarti : perbuatan atau tingkah laku . Kata khuluq berkonotasi
dengan khaliq (pencipta) dan makhluk yang di ciptakan , sehingga tuntutan
berakhlak harus didasarkan pada norma
Khaliq serta kepentingan makhluk.
Dalam arti teknis akhlak sama dengan etika (Yun ,etos) .atau moral ( Yun
mores ) ,seperti ungkapan akhlak Islam adalah sama dengan Etika Islam atau moral Islam
.Memang akhlak (etika) Islam berbeda dengan akhlak (etika) non Islam ,
karena akhlak Islam adalah produk dari keyakinan Muslim atas kemahaesaan Allah
dengan segala konsequensinya ,yaitu Tauhid
.
Baik Ibn Maskawaih dalam
kitabnya Tahdzib al- Akhlak wa Tathhir al – A’raq” maupun AL-Ghazali dalam kitabnya “
Ihya ‘ Ulum al- Din’’ menyatakan bahwa akhlak adalah kemampuan jiwa untuk
melahirkan suatu perbuatan spontan
,tanpa pemikiran , atau paksaan .Dengan kata lain ,akhlak adalah semua
perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk.
Hakekat akhlak yang berdasarkan tauhid atau akhlaq al- karimah ialah
perbuatan baik (ihsan), yang di mana pun seseorang berada sebagaimana yang di
formulasikan Nabi S A W :
“ Berbuat baik berarti engkau patuh kepada Allah seakan –akan engkau
melihat-Nya . Jika engkau merasa tidak melihat-Nya , tetapi sesungguhnya Allah senantiasa melihat engkau”.
Bagi yang imannya kuat , berbuat
baik(ihsan ) itu merupakan (kepribadian)-nya ,yang tidak dapat diganggu gugat
sebagaimana pernyataan Nabi S A W:
“seseorang tidak akan berbuat zina ,
walaupun ia punya kesempatan untuk melakukannya selama ia beriman “.
Dengan demikian , akhlak itu adalah hal-hal
yang berkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai yang baik ,yang harusnya
berlaku dalam kehidupan masyarakat, dan norma – norma atau nilai- nilai yang buruk seharusnya tidak berlaku di
kehidupan masyarakat.Di dalam Alquran ,istilah apa yang baik disebut ma’ruf atau ma’rufat , dan istilah
apa yang buruk disebut dengan “ mungkar” atau “munkarat” . Pemakaian
istilah ma’ruf atau ma’rufat untuk yang baik ,dan “munkar” atau “munkarat”
untuk yang buruk dalam Alquran ,
mempunyai arti bahwa yang baik sebenarnya telah di kenal sejak kehadirannya
dalam kehidupan ini , sedangkan sesuatu yang buruk sejak kehadirannya merupakan
sesuatu yang di benci dan ditolak oleh masyarakat.
Nilai- nilai akhlak ini ada dan akan
tetap ada , selama manusia ingin
hidup dalam kerentraman dan kedamaian .
b.
Penerapan akhlak
Yang dimaksud
dengan penerapan akhlak ialah pelaksanaan dari nilai Akhlaqul karimah . Untuk menjadi seorang muhsin.
c.
Sikap dan tingkah
laku (Akhlaqul karimah)
Tingkah laku atau akhlak seseorang adalah
perilaku yang dimanifestasikan kedalam
perbuatan .Bisa saja sikap seseorang tidak digambarkan dalam perbuatan atau
tercermin dalam perilakunya sehari – harinya . Jadi ada kontradiksi antara sikap dan tingkah laku .Oleh karena
itu , meskipun secara teoritis hal
tersebut terjadi , tetapi di pandang dari sudut Islam tidak boleh atau kalaupun
terjadi termasuk iman yang lemah . Untuk memberikan dorongan bagi kita melatih
Akhlaqul Karimah ini , disampaikan contoh –contoh sebagai berikut
1)
Akhlak yang
berhubungan dengan Allah
2)
Akhlak terhadap diri sendiri
3)
Akhlak terhadap
keluarga
4)
Akhlak terhadap
masyarakat
5)
Akhlak terhadap
alam
HUBUNGAN AKHLAK
DENGAN IMAN DAN IHSAN
Iman menjadi dasar
untuk berperilaku bagi setiap muslim . Dengan iman , muslim merasakan adanya
zat Yang Maha Mengetahui , yang tidak hanya
menghindarkan orang dari berbuat jahat
tetapi juga memberikan motivasi
untuk berbuat baik.Keadaan ini menunjukan bahwa untuk mengetahui
tingkatan iman harus dilihat dari sikap jiwa dan aktivitas manusia dalam
berbuat (akhlak).Nabi menggambarkannya sebagai berikut.
Kaum mukmin yang
paling sempurna keimannanya ialah yang paling baik akhlaknya ,dan yang paling
baik diantara kalian yaitu yang paling baik terhadap keluarganya ( anak dan
istrinya ) (H.R.Turmudzi) .
1)
Derajat Akhlak
dan tanda- tanda keimanan serta keihsanan
Tingkat iman
menunjukan perilaku mukmin indikatornya antara lain cinta terhadap perbuatan
baik dan menjauhi perbuatan buruk, seperti suka membantu orang yang membutuhkan
pertolongan .
Sikap jiwa tidak
selalu mencerminkan yang sebenarnya .Ada orang yang beriman tetapi tidak
beramal (fasik) dan ada orang yang beramal tetapi tidak didasari oleh iman
(munafik) .Bahkan secara tegas orang munafik dinyatakan oleh Rasul sebagai ;
apabila berbicara dia berdusta ,jika berjanji tidak di penuhi ,dan jika di amanati ( diberi tanggung jawab )
berkhianat .
AKHLAK DALAM
PENGERTIAN KHUSUS
Akhlak dalam
pengertian khusus yaitu sejumlah kemampuan (kompetensi) yang dapat diperoleh
dari sikap dan perilaku ,antara lain ;
1)
Cinta kepada
Allah dan Rasul
2)
Sikap malu
3)
Sikap sabar
4)
Takabur
(sombong),Dengki dan Hasad.
TASAMUH
Tasamuh
artinya toleransi .Toleransi yang dimaksud dalam agama Islam ialah toleransi
social kemasyarakatan bukan toleransi di bidang ‘ akidah keimanan .
Dalam bidang ‘akidah , kaum muslim percaya,
bahwa Islam satu- satunya agama Allah
yang benar .Dalam surah Ali Imran (3):19 dan ;85, Allah menjelaskan dengan
tegas ;
“Sungguh
agama ( yang diridhoi) Allah hanyalah Islam .Tiada berselisih orang- orang yang
telah diberi Al- kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian ( yang ada ) di antara
mereka . Barang siapa kafir terhaadap ayat- ayat Allah , maka sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya (19).Siapa mencari agama selain agama Islam , maka
sekali- kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya dan dia di akhirat
termasuk orang- orang yang rugi”.(85).
Sikap sinkritisme dalam agama , yang menganggap
bahwa semua agama adalah benar tidak sesuai dengan keimanan umat muslim dan
tidak relevan dengan pemikiran yang logis, meskipun dalam pergaulan
kemasyarakatan Islam sangat menekankan prinsip toleransi tersebut.
Setiap muslim diperintahkan untuk bersikap
toleransi terhadap orang lain yang berbeda agama atau berbeda pendapat dan juga
pendirian .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar